Jumat, 22 April 2011

" ini bukan untuk saya tetapi untuknya, dan keberhasilan terbesar dari saya adalah membuatnya bahagia "

setelah berfikir , mengkaji kasus dan mengkaji beberapa pustaka . saya menemukan beberapa fakta yang menarik .

rumusan masalah : bagaimana untuk mencapai KEBAHAGIAAN dalam hubungan RUMAH TANGGA . ? 

sebelum itu saya memiliki sebuah cerita yang saya dapat saat pesantren kilat di SMA .
***
pada suatu hari .
ada seorang ibu yang memiliki anak kecil .
anaknya berumur 15 bulan .
tetapi anak itu sudah yatim .
karena ayahnya telah meninggal di medan perang .

seperti biasanya tiap pagi sang ibu pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan .
anaknya ditinggal dirumah sendirian .

setelah bahan makanan dirasa cukup sang ibu pun beranjak kembali ke rumah.

namun  beberapa ratus meter sebelum mencapai rumah .
sang ibu melihat api berkobar-kobar di rumahnya .
rumahnya terbakar .

sang ibu kemudian melemparkan seluruh belanjaannya .
ia berlari menuju rumahnya .

ia ingat bahwa anak satu-satunya masih ia tinggalkan di dalam rumah .
sang masuk kedalam kobaran api .
potongan potongan kayu yang terbakar menimpanya .
tapi sang ibu tetap meneruskannya .

akhirnya ia berhasil membawa anaknya keluar .
sang ibu bergegas menuju ke rumah sakit .
dengan perasaan yang panik .
sang ibu masuk ke dalam UGD 
berteriak teriak mencari dokter .

"selamatkan anak saya . selamatkan anak saya dokter ! "
dokter pun bergegas menangganinya .

ibunya pun lega .
sang ibu duduk dan menghela nafas dengan mengucap syukur .

namun
ketika sang ibu melihat tubuhnya .
ia baru sadar
kalau dirinya juga terbakar .
tubuhnya terbakar dan terluka .
sang ibu pun pingsan .
***

mungkin ada banyak sekari moral value yang dapat kita ambil dari cerita tersebut .
tetapi disini saya akan mengerucutkan dengan memberikan pertanyaan .

" kapan sang ibu merasakan sakit ? "

sang ibu merasa sakit  ketika ia mulai memikirkan dirinya sendiri .

jadi kesimpulannya adalah  
seseorang itu merasa SAKIT ketika ia MEMIKIRKAN DIRINYA SENDIRI . dengan kata lain seseorang itu sakit ketika ia EGOIS .

dengan logika kebalikan .
seseorang akan BAHAGIA ketika ia memikirkan orang lain . 

BACK TO THE TOPIC : bagaimana untuk mencapai kebahagiaan dalam hubungan rumah tangga . ?

1. kunci dari kebahagiaan yaitu dengan MENANAMKAN KONSEP
" ini bukan untuk saya tetapi untuknya, dan keberhasilan terbesar dari saya adalah membuatnya bahagia "

mengingat 
seseorang akan bahagia ketika ia memikirkan orang lain .

jadi sebelum kita memulai sebuah hubungan kita harus memiliki komitmen bersama untuk menanamkan konsep tersebut .

dengan begitu pasangan tersebut akan saling membahagiakan .
dan otomatis mereka bahagia tanpa rasa keterpaksaan .

namun kesalahan yang sering terjadi adalah dalam sebuah hubungan yaitu
ketika kita berkonsep EGOIS .
" dia harus membahagiakan saya , karena itu kewajibannya . "
tentu dia akan merasa sakit dengan konsep seperti itu .

2. KEDUA BELAH PIHAK harus bersama-sama menanamkan konsep
karena jika hanya satu belah pihak saja yang berkonsep " ini bukan untuk saya tetapi untuknya, dan keberhasilan terbesar dari saya adalah membuatnya bahagia " itu hanya akan bertahan sementara .

memang awalnya hubungan mereka akan bahagia .
namun lama-kelamaan akan pudar .
yang berkonsep akan merasa letih dan lelah .
dan akhirnya berhenti .

itu terjadi karena ketidakseimbangan peran .
seseorang akan merasa diplekoto .

jadi kedua belah pihak harus menanamkan konsep tersebut .
dengan begitu kedua belah pihak akan merasa diuntungkan .

KESIMPULAN :
hubungan akan BAHAGIA jika hubungan itu SALING MEMBAHAGIAKAN . 
BUKAN MENUNTUT untuk DIBAHAGIAKAN .

insyaalah teori ini dapat membawa kita menuju keluarga yang sakinah , mawadah warohmah .
namun ini hanya teori karena saya belum memipraktekan dalam kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya .

semoga ini bermanfaat .
mungkin note ini bisa saya update saya tambah  atau saya revisi sewaktu-waktu .
kritik dan saran sangat diharapkan .
jazakallahu khairan katshira .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar